Loading...
Skip to Content

Bathok Bolu Alas Katonggo

Upacara adat Bathok Bolu Alas Katonggo memiliki makna sakral dan historis yang dalam berkaitan dengan berdirinya Kerajaan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat. Lokasi yang dikenal sebagai Kraton Bathok Bolu merupakan tempat bersemedi Ratu Jin, Raden Ayu Sekar Joyo Kusumo, yang berkomunikasi secara intensif dengan para pendiri Kerajaan Mataram, seperti Panembahan Senopati. Interaksi ini berlangsung saat para pendiri kerajaan mencari petunjuk untuk mendirikan Mataram, menjadikan Bathok Bolu sebagai tempat yang penting dalam sejarah.

Kawasan Bathok Bolu, yang terletak di dusun Sambiroto, dinamai untuk menunjukkan kesederhanaan fisiknya, tetapi menyimpan kekayaan dan manfaat yang besar bagi masyarakat. Secara historis, daerah ini merupakan lokasi makam dua sesepuh Dusun Sambiroto, Ki Demang Ranupati dan Sang Guru, yang merupakan tokoh karismatik pembuka hutan Alas Ketonggo. Banyak tokoh lain dari Keraton Mataram juga dimakamkan di sini, termasuk Ki Juru Martani. Keterlibatan masyarakat dalam menjaga tradisi dan ritual Bathok Bolu telah berlangsung secara turun-temurun.

Upacara Bathok Bolu kini berfungsi sebagai ritual budaya religius yang diadakan secara rutin, terutama pada malam Selasa Kliwon dan malam Jumat Kliwon. Masyarakat berziarah ke makam para sesepuh untuk mendapatkan berkah. Selain itu, terdapat juga kegiatan mandi di Sendang Ayu dan bersemedi di Kraton Jin. Penjaga kawasan, yang dikenal sebagai juru kunci, bertanggung jawab atas pelaksanaan upacara, dengan Bapak Mursidi sebagai juru kunci saat ini.

Dalam beberapa tahun terakhir, kegiatan budaya di Bathok Bolu semakin berkembang, dengan adanya pentas seni dan kirab yang menampilkan beragam kesenian lokal. Upacara ini tidak hanya memiliki nilai spiritual, tetapi juga memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat setempat melalui pasar malam yang diadakan bersamaan dengan upacara. Partisipasi aktif berbagai kalangan dalam upacara adat ini mencerminkan norma sosial yang mengutamakan gotong royong dan pelestarian budaya, sehingga upacara ini tetap hidup dalam ingatan generasi baru.