Suran Mbah Demang
Cokrodikromo, yang bernama asli Asrah, adalah demang di Demakijo pada tahun 1880 yang memiliki kemampuan mendeteksi sumber mata air. Setelah menunjukkan keberanian dengan mengusir perampok, ia diangkat menjadi mandor pabrik gula dan kemudian menjadi demang. Ketika terjadi kemarau panjang, Asrah berhasil membuat sumur yang dikenal sebagai sumur Mbah Demang, yang airnya tak pernah habis dan dipercaya memiliki khasiat penyembuhan. Setiap bulan Asyura, upacara adat Kirab Mbah Demang diadakan untuk menghormatinya, dengan prosesi pembagian kendhi ijo dan doa bersama. Pusaka peninggalan Mbah Demang dan Ki Juru Permana juga turut dikirabkan dalam upacara tersebut sebagai simbol penghormatan dan rasa syukur.