Upacara Adat Tunggul Wulung
Upacara Adat Tunggul Wulung adalah ritual bersih desa yang dilaksanakan di Desa Sendang Agung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, sebagai ungkapan syukur dan permohonan berkah kepada Tuhan. Upacara ini dilakukan untuk menghormati Ki Ageng Tunggul Wulung, seorang tokoh penting dari kerajaan Majapahit, yang diyakini sebagai perantara doa masyarakat. Pelaksanaan upacara berlangsung setiap tahun pada hari Jumat Pon setelah musim panen, di mana masyarakat melakukan tirakat dan ziarah ke lokasi yang dianggap keramat, yaitu di bawah Pohon Timoho dekat Sungai Progo.
Dalam upacara ini, prosesi dipimpin oleh juru kunci yang mengatur serangkaian kegiatan, termasuk kirab pasukan, persembahan sesaji, dan pertunjukan seni seperti tayub dan wayang kulit. Para peserta, terdiri dari kepala keluarga dari dusun-dusun setempat, berkontribusi dengan menyajikan makanan dan melaksanakan doa bersama. Keberadaan tayub dalam ritual ini merupakan simbol kesuburan dan merupakan bagian penting dari legitimasi upacara, menjadikannya tidak hanya sebagai tradisi budaya tetapi juga sebagai penguatan nilai-nilai sosial dan spiritual dalam komunitas.
Upaya pelestarian Upacara Adat Tunggul Wulung meliputi dokumentasi tertulis dan rekaman, pendidikan kesenian, serta riset yang mendalam mengenai nilai dan makna upacara ini. Komunitas masyarakat Dusun Diro dan dukungan dari pemerintah desa berperan penting dalam menjaga tradisi ini agar tetap hidup, sekaligus memperkuat fungsi sosial dan ekonomi masyarakat. Dengan cara ini, upacara tidak hanya melestarikan budaya tetapi juga mengajak generasi mendatang untuk terlibat dalam praktik nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.