Loading...
Skip to Content

Wayang Wong Thengul Yogyakarta

Kesenian Wayang Wong Thengul berada di bawah naungan Paguyuban Wayang Wong Thengul Dwi Mudo Budoyo, yang didirikan pada 17 Mei 1968 dan terdaftar di Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman sejak 1 Mei 2019. Wayang Wong Thengul merupakan seni drama tari yang menggabungkan tarian dan cerita, dan muncul di Dusun Seyegan, Desa Margokaton, pada tahun 1967 atas prakarsa pelaku seni lokal. Kesenian ini menampilkan personifikasi Wayang Thengul, menggunakan kostum dan iringan gamelan laras slendro dan pelog, dengan gerakan tari yang patah-patah mirip dengan Wayang Golek.

Kehadiran Wayang Wong Thengul berawal dari dua warga Dusun Seyegan, Mujidal dan Haryanto, yang tertarik setelah menyaksikan pertunjukan beksan Golek Menak pada tahun 1963. Mereka belajar dari penari profesional dan mulai mengadakan pertunjukan untuk berbagai acara. Pada tahun 1967, Mujidal berinisiatif untuk menciptakan Wayang Wong dengan cerita menak yang dipentaskan secara lengkap, melibatkan teman-temannya, dan membentuk grup Wayang Wong bernama Dwi Mudo Budoyo.

Pentas perdana Wayang Wong Thengul dilaksanakan pada tahun 1967 di rumah Kepala Desa Margokaton dengan cerita Pedhang Kangkam Pamor Kencana, dan kesenian ini mencapai puncak kejayaan pada tahun 1970-1980. Namun, seiring perkembangan zaman dan teknologi, kesenian ini mengalami kemunduran dan bahkan vakum dari tahun 2003 hingga 2017. Meski demikian, Wayang Wong Thengul masih bertahan dan kembali dipentaskan pada tahun 2018 dalam rangka revitalisasi oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman.

Cerita yang dilakonkan dalam Wayang Wong Thengul bersumber dari cerita Menak, yang awalnya berasal dari karya sastra Persia. Wayang Wong Thengul dan Beksan Menak keduanya terinspirasi dari cerita Menak, namun Wayang Wong Thengul menampilkan pertunjukan lengkap. Meskipun terdapat dikotomi antara budaya rakyat dan budaya istana, kedua budaya ini saling berinteraksi dan memperkaya satu sama lain. Kesenian Wayang Wong Thengul, yang tumbuh di masyarakat pedesaan, mencerminkan kesederhanaan dan karakteristik unik yang berbeda dari seni istana.